Website Anda mungkin terlihat baik-baik saja dari luar, tetapi seperti halnya mobil, ada banyak komponen di bawah “kap” yang harus berfungsi dengan sempurna. Jika ada satu komponen yang rusak, kinerja website Anda bisa menurun drastis. Audit website adalah proses penting untuk memeriksa kesehatan teknis dan SEO website Anda, menemukan masalah yang tersembunyi, dan memastikan semuanya berjalan optimal.
Meskipun Anda bisa menyewa ahli SEO profesional, Anda juga bisa melakukan audit website sendiri. Dengan alat yang tepat dan pemahaman dasar, Anda bisa mengidentifikasi masalah kritis yang mungkin menghambat peringkat dan pengalaman pengguna. Artikel ini akan menjadi panduan lengkap dan praktis dengan checklist audit website yang bisa Anda ikuti untuk melakukan analisis website sendiri dan meningkatkan performanya.
1. Periksa Status Indeksasi di Google Search Console
Langkah pertama dalam cara audit SEO adalah memastikan Google benar-benar melihat dan mengindeks website Anda. Jika Google tidak mengindeksnya, website Anda tidak akan pernah muncul di hasil pencarian.
- Akses Google Search Console: Masuk ke akun Google Search Console Anda. Jika Anda belum memilikinya, segera daftarkan website Anda.
- Periksa Laporan “Cakupan” (Coverage): Laporan ini akan menunjukkan halaman mana yang berhasil diindeks Google dan halaman mana yang memiliki masalah. Perhatikan kesalahan seperti “Dikecualikan oleh noindex” atau “Kesalahan server” yang dapat mencegah halaman Anda diindeks.
- Gunakan “Pemeriksaan URL”: Masukkan URL halaman tertentu untuk melihat status indeksasinya. Ini berguna untuk memeriksa halaman yang baru Anda publikasikan atau perbarui.
2. Analisis Kecepatan Website (Page Speed)
Kecepatan adalah salah satu faktor peringkat SEO terpenting. Website yang lambat akan membuat pengunjung frustrasi dan meningkatkan tingkat pentalan (bounce rate).
- Gunakan Google PageSpeed Insights: Masukkan URL Anda di sini untuk mendapatkan skor kecepatan dan rekomendasi spesifik, baik untuk versi desktop maupun seluler.
- Cek Metrik Kritis (Core Web Vitals): Perhatikan metrik seperti LCP (Largest Contentful Paint), FID (First Input Delay), dan CLS (Cumulative Layout Shift). Metrik ini mengukur pengalaman pengguna yang sesungguhnya.
- Identifikasi Masalah Umum: Biasanya, masalah kecepatan berasal dari gambar yang tidak teroptimasi, skrip JavaScript yang berat, atau server hosting yang lambat.
3. Evaluasi Kualitas Konten dan SEO On-Page
Konten adalah inti dari website Anda. Pastikan setiap halaman dioptimalkan dengan baik dan memberikan nilai.
- Tinjau Kata Kunci: Apakah setiap halaman menargetkan kata kunci yang relevan? Apakah kata kunci utama dan turunannya digunakan secara alami dalam konten?
- Periksa Judul Halaman (Title Tag): Pastikan setiap halaman memiliki judul yang unik, menarik, dan mengandung kata kunci. Judul tidak boleh terpotong (kurang dari 60 karakter).
- Audit Meta Deskripsi: Pastikan setiap halaman memiliki meta deskripsi yang menarik dan mendorong klik (CTR).
- Struktur Heading (H1, H2, H3): Periksa apakah setiap halaman memiliki satu H1 yang unik dan menggunakan H2, H3 untuk memecah konten menjadi bagian yang mudah dicerna.
4. Periksa Masalah Teknis dan Navigasi
Masalah teknis bisa menghalangi crawler mesin pencari untuk mengakses website Anda dengan benar.
- Periksa Internal Linking: Pastikan ada tautan internal yang relevan di seluruh website Anda. Ini membantu Google merayapi halaman Anda dan mengalirkan link juice.
- Identifikasi Tautan Rusak (Broken Links): Tautan 404 merusak pengalaman pengguna dan bisa merugikan SEO. Gunakan alat online seperti Ahrefs atau SEMrush untuk menemukan dan memperbaiki tautan rusak.
- Uji Responsivitas Mobile: Gunakan tool “Uji Ramah Seluler” dari Google untuk memastikan website Anda tampil sempurna di perangkat seluler.
- Struktur URL: Pastikan URL Anda sederhana, deskriptif, dan mengandung kata kunci jika relevan.
- Keamanan (HTTPS): Pastikan website Anda menggunakan sertifikat SSL (HTTPS) dan tidak ada masalah dengan sertifikat tersebut.
5. Analisis Backlink Anda
Meskipun ini adalah bagian dari SEO Off-Page, backlink memiliki dampak besar pada otoritas website.
- Gunakan Tools SEO: Alat seperti Ahrefs, Moz, atau SEMrush bisa memberikan analisis website tentang profil backlink Anda.
- Identifikasi Backlink Buruk: Perhatikan backlink yang berasal dari website spam atau tidak relevan. Backlink seperti ini bisa merugikan peringkat Anda dan mungkin perlu ditolak (disavow) melalui Google Search Console.
- Temukan Peluang: Identifikasi backlink yang hilang atau backlink dari kompetitor yang bisa Anda kejar.
6. Periksa Pengalaman Pengguna (UX)
SEO modern tidak hanya tentang mesin pencari, tetapi juga tentang pengalaman pengguna yang baik.
- Pantau Tingkat Pentalan: Gunakan Google Analytics untuk mengidentifikasi halaman dengan tingkat pentalan tinggi. Tinjau konten di halaman tersebut dan cari tahu mengapa pengunjung segera pergi.
- Cek Keterbacaan: Apakah font Anda mudah dibaca? Apakah ada ruang kosong (white space) yang cukup? Apakah CTA (Call-to-Action) Anda jelas?
- Jalur Konversi: Uji jalur konversi Anda, mulai dari landing page hingga formulir kontak atau halaman checkout, untuk memastikan tidak ada hambatan.
Kesimpulan: Audit Website, Proses Berkelanjutan
Melakukan audit website adalah proses yang berkelanjutan, bukan hanya sekali seumur hidup. Dengan mengikuti checklist audit website ini, Anda bisa secara rutin memindai dan mengatasi masalah teknis, SEO, dan pengalaman pengguna. Menggunakan cara audit SEO yang sistematis ini akan membantu Anda mempertahankan kesehatan website Anda, meningkatkan peringkat di mesin pencari, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
0 Comments